Belitung, radarkriminal.com Praktik kotor mafia tanah global air saga buluh tumbang maupun wilayah lainya masing- Masing-masing ' Nara S...
Belitung, radarkriminal.com
Praktik kotor mafia tanah global air saga buluh tumbang maupun wilayah lainya masing- Masing-masing ' Nara Sumber AB ini kembali bangkit ke publik ini sudah mencoreng keadilan di Negeri Laskar Pelangi. Sejumlah warga di Belitung menjadi korban permainan busuk oknum yang diduga kuat berada di lingkaran dalam kekuasaan perangkat desa kepala desa hanya ya ya saja atas permainan Oknum nakal Lahan mereka dirampas secara sistematis, sementara aktor utamanya berlindung di balik petinggi-petinggi hukum
Sosok yang di sebut Mafia-mafia tanah oknum sipil Maupun perangkat pemerintahan setempat masing-masing menjalankan peran Asal ada untung kepribadian tanpa melihat dampak hukum yang menantinya Keterangan Tanah (SKT) milik warga tanpa proses hukum yang sah, dan kemudian menjual lahan tersebut ke pihak lain.
Ironisnya, banyak penimbulan SkT siluman misterius dilakukan oleh mafia tanah " contoh di lansir bagian desa air saga buluh tumbang dukong yang sempat viral di media-media sosial
ujar APH Aparat Penegak Hukum Kasat Reskrim," Kapolres Belitung kepada media,Statmen ini mempertegas adanya kejanggalan besar dalam administrasi pertanahan di wilayah masing-masing tersebut
Warga menduga kuat telah terjadi manipulasi data, hingga kolusi dalam tubuh birokrasi lokal demi melancarkan aksi pengambi alihan lahan secara licik. Mereka pun melaporkan hal ini ke pihak berwajib dengan harapan hukum tidak hanya tajam ke bawah.
Di lansir dari mediaonline Satreskrim akan mendalami agar keadilan yang objektif dapat ditegakkan," tegas Kapolres. Namun masyarakat menanti bukan hanya pendalaman, tapi juga penangkapan terhadap pelaku yang nyata-nyata bermain di atas penderitaan rakyat kecil.
Kejadian ini menyulut kemarahan publik yang telah puluhan tahun mereka kuasai tiba-tiba dirampas tanpa peringatan, tanpa mediasi, tanpa rasa kemanusiaan. Mereka hanya menerima kenyataan pahit: tanah sudah berpindah tangan.
“Apa ini negara hukum atau negara makelar?” ujar salah satu Nara sumber Terpecaya dengan mata berkaca-kaca. Ia mengaku trauma, kecewa, dan tak percaya bahwa di negeri sendiri, hak tanah bisa direbut oleh surat sakti yang dibuat dalam semalam.
Praktik mafia tanah seperti ini bukan kasus baru. Namun jika pelaku seperti Herman terus dilindungi, maka hancurlah prinsip keadilan sosial. Mafia tanah akan terus tumbuh subur, menyedot hak rakyat, dan menertawakan hukum yang seharusnya melindungi.
Warga Belitung kini menuntut keadilan. Mereka berharap ini bukan sekadar isu musiman yang berakhir tanpa kepastian hukum. Jika hukum tidak berpihak kepada korban, maka rakyatlah yang akan bangkit dan menuntut dengan caranya sendiri.
(Lendra Gunawan)

COMMENTS