Belitung Timur, Radar Kriminal 08 Oktober 2025 keadilan tampaknya masih terkatung-katung di Bumi Laskar Pelangi. Nama Yudi alias "Rambo...
Belitung Timur, Radar Kriminal
08 Oktober 2025 keadilan tampaknya masih terkatung-katung di Bumi Laskar Pelangi. Nama Yudi alias "Rambo" kini menjadi sorotan tajam publik setelah disebut-sebut sebagai dalang pengeroyokan keji terhadap tiga wartawan yang tengah menjalankan tugas jurnalistik mereka di lokasi tambak udang PT VIP, Desa Mengkubang, Kecamatan Damar, Belitung Timur.
Peristiwa berdarah itu terjadi pada Kamis, 17 Juli 2025, dan baru benar-benar meledak ke publik saat persidangan digelar di Pengadilan Negeri Tanjungpandan, Rabu 8 Oktober 2025. Dalam ruang sidang utama, fakta-fakta brutal dibuka. Darah, teriakan, dan aksi premanisme terungkap dengan gamblang.
Informasi di lansir dari mediaonline Tiga wartawan Herlambang (55), Jasman (48), dan Agus Lendra alias Kacak (39) dipukuli, diinjak, dibanting, seperti binatang buruan di tengah hutan liar. Padahal mereka datang dengan itikad baik, menjalankan fungsi pers sebagai kontrol sosial. Yang mereka dapat? Kekerasan fisik dan ancaman nyawa.
Sidang menghadirkan enam saksi, termasuk korban, seorang saksi mata, hingga pejabat desa dan kecamatan. Namun perhatian publik terpusat pada delapan terdakwa, salah satunya Yudi ‘Rambo’ pria bertubuh kekar yang disebut-sebut sebagai aktor utama pengerahan massa dalam aksi kekerasan itu.
Menurut kesaksian Agus Lendra, situasi berubah mencekam begitu mereka hendak kembali ke mobil. Puluhan orang tiba-tiba mengepung, berteriak "Jangan usik kami!" dan langsung melakukan penyerangan tanpa ampun. Agus mengaku dibanting, ditinju, diinjak-injak. Matanya lebam, dadanya sakit, kepalanya pusing. Ini bukan intimidasi ini percobaan pembunuhan terang-terangan.
Yang lebih mencengangkan, Yudi ‘Rambo’ tidak hanya hadir di lokasi, tapi diduga mengatur jalannya pengeroyokan. Nama dan perannya muncul dalam kesaksian, tapi entah mengapa, hingga berita ini naik, Aparat Penegak Hukum (APH) belum berani menyentuhnya. Ada apa dengan hukum di Belitung Timur?
Di tengah jeritan korban, aparat justru terkesan melindungi atau menunda-nunda proses hukum terhadap Yudi. Masyarakat mulai bertanya-tanya, apakah ada kekuatan gelap yang bermain? Apakah Yudi Rambo terlalu kebal untuk disentuh hukum?
Publik sudah bosan dengan drama hukum yang berlarut-larut. Kasus ini bukan sekadar penganiayaan ini adalah penghinaan terhadap demokrasi dan kebebasan pers. Ketika wartawan dipukuli karena menjalankan tugas, itu artinya kebenaran sedang dicekik di depan mata kita sendiri.
Jika Yudi memang terbukti menjadi otak dari tindakan barbar ini, tidak ada alasan bagi aparat untuk membiarkannya bebas berkeliaran. Apakah harus ada korban jiwa dulu baru hukum bergerak? Atau apakah keadilan sudah benar-benar mati di hadapan kekuasaan tambak dan uang?
Rakyat Belitung Timur menanti keberanian. Para jurnalis seluruh Indonesia mengawasi. Dan sejarah akan mencatat, apakah kasus ini akan menjadi monumen keberanian penegak hukum atau justru bukti kelam bahwa hukum bisa dibungkam oleh otot dan kekuasaan liar.
(Lendra Gunawan/tim )

COMMENTS