Diduga, Anak Pengacara Ternama Jadi Korban Bullying di Pesantren Darul Qur’an Blimbing Batealit, Orang Tua Ancam Tempuh Jalur Hukum

Jepara, www.radarkriminal.com  Kasus dugaan bullying di lingkungan pendidikan pesantren kembali mencuat. Kali ini menimpa santriawati, sebut...

Jepara, www.radarkriminal.com 

Kasus dugaan bullying di lingkungan pendidikan pesantren kembali mencuat. Kali ini menimpa santriawati, sebut saja Anggrek (kelas 1 SD), yang merupakan anak dari seorang pengacara ternama, Niko Panji Tirtayasa, S.H., M.H., C.P.M. dan Lina S.H M.H.

Peristiwa itu terjadi di Pondok Pesantren Darul Qur’an Blimbing Batealit, yang dipimpin oleh Muslim Ghouzy. Berdasarkan keterangan orang tua korban kepada RadarKriminal menyampaikan, "Bahwa, putrinya mengalami tindakan kekerasan fisik berulang kali dari teman mondoknya. “Anak saya beberapa kali dipukul di bagian punggung oleh teman satu pondok hingga mengalami trauma mendalam,” ungkap Niko Panji kepada awak media, Sabtu (2/11).

Menurut penuturan korban, tindakan pemukulan dilakukan oleh seorang santriawati yang berinisial "Mw", siswi kelas 6 SD, hanya karena masalah sepele — memindahkan ikan lele dari kamar atas perintah pengawas kamar yang berinisial 'ND'. Ironisnya, bukannya pengawas yang turun tangan, justru 'MW' yang disebut sebagai pemilik ikan melakukan pemukulan terhadap Anggrek.

“Seharusnya pengawas tidak menyuruh anak kecil untuk melakukan perintah seperti itu, apalagi sampai memicu kekerasan. Ini kelalaian serius dari pihak pesantren,” tegas Niko Panji.

Ia menambahkan bahwa pihak keluarga akan menempuh jalur hukum dan meminta kepolisian segera memeriksa pelaku serta pihak-pihak yang bertanggung jawab.

“Saya menitipkan anak saya ke pesantren agar menjadi anak yang paham agama dan berakhlak baik, tapi justru menjadi korban kekerasan. Ini tidak bisa dibiarkan,” ujarnya dengan nada tegas.

Kasus ini menambah daftar panjang dugaan lemahnya pengawasan di lembaga pendidikan berbasis pesantren, terutama dalam hal perlindungan terhadap anak. Publik kini menunggu langkah tegas dari pihak pesantren dan aparat penegak hukum agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.

- Endra R