Sorong, RK (26/01/2024) Pada tanggal 25 Januari 2024 Pukul 08.20 WIT, di jln Poros Sisipan Kelurahan Makotyamsa Distrik Mayamuk Kab. Sorong...
Sorong, RK
(26/01/2024) Pada tanggal 25 Januari 2024 Pukul 08.20 WIT, di jln Poros Sisipan Kelurahan Makotyamsa Distrik Mayamuk Kab. Sorong Provinsi Papua Barat Daya, telah terjadi Aksi Pemalangan Jalan dengan menggunakan kayu/bambu dan membakar Ban Mobil di tengah jalan setelah terjadi tabrak lari yang mengakibatkan Ibu Berta Fadan, meninggal dunia.
Korban adalah seorang ibu rumah tangga dan asli suku Moi, tinggal di Kampung Jeflio RT 004 RW 001 kelurahan Jeflio Distrik Mayamuk Kab Sorong Provinsi Papua Barat Daya.
Kronologis kejadian yang di peroleh adalah:
Sekitar pukul 07.00 WIT, Ibu Berta Fadan (Korban) bersama 3 orang anaknya dari rumah kampung Moi Jawa (Moja) dengan berjalan kaki hendak pergi ke Kantor Pos Sp 2 untuk menerima Bansos UMKM.
Sesampainya di pinggir jalan poros datang mobil dari arah katapop 2 menuju arah SP-4 yang di kendarai oleh orang tak dikenal dengan kecepatan tinggi sehingga bodi mobil bagian belakang sebelah kiri menyerempet Ibu Berta Fadan (Korban) dan mengakibatkan korban terpental dan mobil tersebut melarikan diri ke arah SP 4.
Sekitar pukul 07.20 WIT, Mobil Dinas milik Angkatan Laut dengan Nomor Plat 16-03 yang dikendarai oleh Ledrik (Driver Dansatkor Koarmada III) yang melintasi di TKP mengevakuasi Ibu Bertha Fadan (Korban) ke RSUD Dr. J.P. Wanane di Km.22 Kabupaten Sorong untuk mendapatkan penanganan medis.
Tak berapa lama kemudian,keluarga korban berdatangan dan memalang jalan poros Katapop 2 menuju arah SP-4 menggunakan Kayu, bambu diikat kain merah serta membakar ban ditengah jalan dan jalan tren Aimas-Seget dengan cara menebang pohon ke arah jalan sehingga masyarakat tidak bisa melalui jalan tersebut.
Pukul 07.50 WIT korban tiba di UGD Dr. J.P. Wanane di Km.22 kabupaten Sorong mendapat penanganan medis dari dokter jaga UGD, hasil pemeriksaan fisik, korban mengalami luka robek serta tengkorak kepala belakang bagian kanan pecah akibat benturan sehingga bagian otak keluar, luka menganga di bagian siku dan luka tergores panjang pada lengan tangan bagian kanan dan telinga mengeluarkan darah segar.
Pukul 07.55 WIT dokter Jaga UGD Dr. J.P. Wanane menyatakan korban meninggal dunia kemungkinan diakibatkan luka benturan kepala belakang yang dialami oleh korban.
Pukul 08.00 WIT, Kapolsek Salawati Ipda Ezard M. Pramardhia, S. Tr.K (Kapolsek Salawati) beserta anggota tiba di TKP dan melakukan negosiasi terhadap warga yang melakukan Pemalangan jalan.
Pukul 09.30 WIT penyampaian Herman Fadan (keluarga korban) Sbb:
a. Kami dari keluarga korban juga warga suku tidak akan membuka palang jalan ini sebelum pelaku dapat tangkap, serta meminta pihak Pemerintah Daerah Datang untuk melihat musibah yang kami alami.
b. Kami keluarga korban menuntut agar aparat kepolisian untuk segera mencari dan menangkap pelaku sampai dapat untuk mempertanggung jawabkan perbuatanya secara hukum maupun secara adat kami suku Moi.
c. Mayat akan kami arak dan tinggalkan di Polres dan akan kami tinggalkan disana sampai pelaku ditangkap baru korban dimakamkan hal ini kami lakukan agar kepolisian mempunyai tanggung jawab moral untuk segera menangkap pelaku.
Pukul 09.56 WIT Kabag Ops Kompol Sofyan, Kasat Lantas, Kasat Sabhara dan anggota Dalmas Polres Sorong tiba di TKP dan melakukan negosiasi dengan keluarga korban untuk membuka palang namun keluarga korban tidak mau membuka palang sampai pelaku tabrak lari ditangkap, bahkan keluarga korban memasang portal dan tenda di tengah jalan menggunakan kayu.
Beberapa menit kemudian, AKBP Yohanes Agustiandaru, SH,.S.Ik., MH (Kapolres Sorong) tiba di TKP Pemalangan menemui keluarga Korban.
Kapolres menyampaikan rasa turut berduka atas kejadian ini, " Sebagai manusia kita tidak bisa memprediksi musibah yang akan menimpa kita semua.Kami menghargai dan memahami apa yang menjadi tuntutan pihak keluarga namun bapak ibu keluarga korban harus menyadari dan menghargai kepentingan orang banyak karena jika jalan ini dan jalan Tren Aimas-Seget dipalang akan menghambat aktifitas orang banyak. Kami akan bekerja maximal untuk mencari pelaku sampai dapat, namun kami juga manusia biasa yang mempunyai batas kemampuan.
Saya berharap keluarga berpikir jernih bahwa jalan-jalan yang dipalang adalah jalan umum dan merupakan akses yang digunakan masyarakat untuk beraktivitas."ujar Kapolres dengan lembut kepada keluarga korban yang ada.
Pukul 11.40 WIT palang jalan tren Aimas-Seget dibuka oleh Masyarakat dibantu oleh Anggota Koramil 1802-03 Salawati dan Polres Sorong. Akan tetapi tidak lebih satu jam keluarga korban kembali melakukan pemalangan jalan Tren Aimas-Seget.
Pukul 16.15 WIT Plh Bupati didampingi oleh Kapolres tiba di TKP melaksanakan musyawarah dengan keluarga ,hadir dalam musyawarah itu sebagai berikut:
1. Cliff A. Japsenang, S.Sos., M.Si (Plh. Bupati Sorong)
2. AKBP Yohanes Agustiandaru, S.H., S.I.K, M.H (Kapolres Kab. Sorong)
3. Letkol Mar Hanock Y Manua (Pabanwat Spers Pasmar 3)
4. Yohanis Kokmala (Keluarga korban)
5. Herman Fadan (Keluarga korban/Ketua LMA distrik Mayamuk)
6. Yeremias Fadan (Keluarga korban)
7. Jakarias Kokmala (Dewan Adat)
8. Ibu Endang Irianti, S.Ip., M.Tr.IP (Kepala Distrik Mayamuk)
9. Naftali Klaibin (Kepala kelurahan Makotyamsa)
10. Orpa Felis (Kepala kampung Sp3)
11. Kapolsek Salawati
12. Kapolsek Aimas
13. Kabag Ops Polres Sorong
Dalam musyawarah tersebut, Letkol Mar Hanock Y Manua , perwira asli Papua yang bertugas di Pasmar 3, mengajak keluarga korban membuka palang dan mempercayakan kepada Polisi untuk penangkapan pelaku tabrak lari tersebut.
Akhirnya keluarga korban sepakat untuk membuka palang dan meminta Polisi dalam waktu satu Minggu dapat menangkap pelaku tabrak lari yang mengakibatkan anggota keluarga mereka menjadi korban.
Hasil musyawarah sebagai berikut:
a). Palang akan kami buka dengan catatan memberikan waktu kepada Kepolisian dalam waktu 1 minggu.
b). Keluarga korban menuntut Pemerintah daerah membayar uang adat pembukaan palang sebesar 50 jt dari 500 Jt yang diminta oleh keluarga korban.
c. Uang tersebut bukan uang duka dan akan membicarakan hukum adat (Denda) dan hukum nasional setelah pelaku ditangkap oleh kepolisian.
d. Pemerintah menanggung biaya RS hingga prosesi pemakaman dan ibadah pengucapan syukur selama 3hari.
Pukul 18.00 WIT penyerahan uang adat buka Palang, setelah itu prosesi pembukaan palang oleh masyarakat, dibantu oleh pihak kepolisian.
Pukul 18.20 WIT palang selesai dibuka, akses jalan katapop 2-Sisipan dan sebaliknya sudah dapat dilalui oleh kendaraan.
Pemantauan di lokasi pemalangan jalan Katapop 2-Sisipan Sp4 selesai dan situasi terpantau aman hingga sekarang.
(RP)
COMMENTS