Muara Enim,Radarkriminal.com Sepertinya, pengawasan ketat tidak membuat jera pelaku kejahatan dana BOS. Justru, para oknum lebih lihai dan m...
Muara Enim,Radarkriminal.com
Sepertinya, pengawasan ketat tidak membuat jera pelaku kejahatan dana BOS. Justru, para oknum lebih lihai dan memiliki modus tersendiri. Sekalipun sudah tercium, tetapi sulit untuk dibuktikan. Masalahnya, sebagian besar oknum di duga bekerja sama dengan pihak pengontrol dan pengawas.
Modusnya, dengan tidak mengurangi siswa yang tidak mendaftar ulang saat PPDB. Misalnya, saat PPDB satuan pendidikan mendapatkan murid sebanyak 120 siswa. Sekalipun yang mendaftar ulang dan masuk secara riil 90 orang. Namun, sekolah tetap mencatatkan 120 siswa. Sehingga ada kelebihan siswa 30 orang. Padahal, pengurangan siswa dilakukan dengan cara menghapus secara berkala setiap semester dan setiap akhir tahun. Artinya, akan normal saat siswa itu sudah memasuki Kelas VI. Jadi selama kelas 1 hingga kelas 5, hampir semua sekolah di duga keras masih memanipulasi jumlah siswa.
Analogisnya, apabila dihitung 30 siswa dikalikan Rp. 800 ribu rupiah, dihitung selama 5 tahun, maka sudah ada penyelewengan dana BOS sebesar Rp. 120 juta. Parahnya, agar jejaknya tidak tercium, sekolah membagikan hasil 'pencurian' dana BOS itu kepada yang mengetahui modus dan hendak membongkarnya.
Modus berikutnya adalah pembelian barang yang dapat diskon atau barang bekas yang di pernis seolah-olah baru, tetapi dengan menggunakan harga yang asli. Kasarnya, barang bekas dengan harga barang baru, bekerjasama dengan pihak penjual dengan memberikan kuitansi resmi dan harga resmi.
Kelakuan tidak terpuji berikutnya juga disinyalir melibatkan oknum komite sekolah. Untuk memuluskan modus ini, biasanya Komite Sekolah yang direkrut adalah 'orang kuat' seperti pejabat oknum TNI, oknum Polri, oknum pejabat inspektorat, oknum pejabat Dinas Pendidikan, oknum anggota DPRD, oknum pengurus parpol, oknum ormas besar, oknum LSM, oknum Wartawan hingga oknum dan tokoh masyarakat yang berpengaruh di wilayah tersebut.
Modus terakhir atau bisa disebut sebagai pelengkap, di duga keras mereka bekerja sama dengan oknum pengawas dari Dinas Pendidikan, Mereka bekerja sama melalui proses pelaporan. Dalam membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOS, antara Kepala Sekolah dengan oknum pengawas/monitoring Tim BOS dan oknum tertentu justru sama-sama mengerjakan dan membuat laporan LPJ BOS.
Itulah pesan pembuka, PR besar bagi Sekda Muaraenim yang belum dilantik bahwa di duga keras telah terjadi ambigius untuk sebuah ambisius di salah satu dinas terkait, yang benar di rotasi sedangkan yang memiliki orang kuat di DPRD bertahan, negara telah kalah oleh Oligarki, maka tidak menutup kemungkinan masa kehancuran akan tiba karena ketimpangan ketimpangan mulai terlihat salah satu contoh, oknum bidang sebelah Dinas Luar terpaksa menggunakan Bis ALS ke Sumatera Barat karena khawatir dana tidak cukup, sedangkan oknum lainnya asik memfosting foto foto mereka di hotel hotel mewah, duduk di tepi kolam renang sambil memandang langit menikmati kantong tebal mereka.(syerin)
COMMENTS