Pandeglang, RK Seorang siswa salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Kecamatan Cigeulis Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten diduga men...
Pandeglang, RK
Seorang siswa salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Kecamatan Cigeulis Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten diduga mengalami perundungan fisik yang cukup serius di bagian kepala, pipi hingga telinga yang terjadi di lingkungan sekolahnya hingga sudah 2 (dua) hari tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah seperti biasanya.
"Peristiwa kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah oleh teman kelasnya diduga dilakukan oleh DW terhadap cucu saya berinisial WK dengan cara dicekik, dibanting dan diinjak-injak beberapa kali oleh pelaku, namun beruntung segera diketahui oleh teman lain dan dewan guru untuk dilerai atau dipisahkan"ungkapnya Nunung Nurliah saat dikonfirmasi dikediamannya, di Kp Marapat Desa Karya Buana Kecamatan Cigeulis, Jumat (22/8/25).
Setelah kejadian, dalam keadaan masih kesakitan, cucu saya pulang sendiri naik kendaraan umum dengan jarak lumayan jauh dan tidak diantarkan oleh pihak sekolah maupun oleh komite sekolah. Sekira sore hari, orang tua dari siswa berinisial DW datang menjenguk dan bantu melakukan pengobatan oleh Pak Iyan Mantri serta memberikan uang sebesar Rp 100.000,- (seratus ribu) dengan alasan buat jajan, tetapi ibu kandung nya yang sedang berada di luar kota tidak terima anaknya dianiaya atau diperlakukan adanya kekerasan" terangnya.
"Dari penjelasan cucu saya, saat itu WK sedang bermain bola diruangan kelas yang dibawa dari rumah namun temannya bernama DW datang meminjam bola tapi gak dikasih, kemudian DW marah dan mencekiknya, lantaran gak bisa bernapas dan kesakitan akhirnya tangan pelaku digigitnya supaya lepas dari cekikan namun DW malah makin beringas dengan membanting dan menginjak bagian kepala cucu saya hingga mengalami kesakitan dan trauma hingga sekarang" katanya.
Terpisah, Syamsul Basyar Kepala SMPN 01 Cigeulis membenarkan adanya keributan antara dua siswa di sekolah. "Memang benar ada sedikit insiden di sekolah yang terjadi pada hari Kamis pukul 10.00 wib namun oleh dewan guru berhasil dipisahkan dan yang luka segera diberikan obat bahkan kedua belah pihak dari orangtua nya diupayakan untuk datang ke sekolah untuk musyawarah namun pihak orang tua pihak WK sedang berada di Cilegon sehingga belum bisa hadir untuk musyawarah" Jelas Samsul di kediamannya.
Sebagai kepala sekolah, saya siap bertanggungjawab untuk menyelesaikan masalah yang terjadi agar kedua belah pihak orang tua murid bisa duduk bareng dalam rangka musyawarah mufakat dan saling memaafkan bahkan masalah ini sudah dibantu oleh Ketua Komite Sekolah serta para dewan guru serta Pak Sam'un Bhabinkamtibmas Desa Cigeulis yang selalu aktif membantu namun memang hingga sekarang belum ada pernyataan musyawarah yang resmi dari orangtua kedua belah pihak baik hitam maupun putihnya"pungkasnya.
(YEN)
COMMENTS