Sorong, RK (06/05/2024) Industri media digital sedang dihebohkan oleh kehadiran berbagai platform media sosial, di antaranya yang paling do...
Sorong, RK
(06/05/2024) Industri media digital sedang dihebohkan oleh kehadiran berbagai platform media sosial, di antaranya yang paling dominan adalah Instagram. Sejak diluncurkan pada tahun 2010, Instagram telah mengalami pertumbuhan yang fenomenal dan menjadi salah satu platform paling populer di dunia, dengan lebih dari dua miliar pengguna aktif bulanan. Platform ini menawarkan berbagai fitur yang mendukung pengguna dalam menyebarkan konten, mulai dari penampilan video singkat (reels) hingga berbagai format konten seperti carousel, album, dan video hybrids, serta fitur interaktif seperti story dan interaksi dengan teman (like, comment, dan share).
Namun, di balik gemerlapnya filter dan like, muncul pertanyaan penting: “Apakah Instagram membawa masa depan cerah bagi media sosial, atau justru menjadi ancaman bagi kesejahteraan mental dan emosional generasi muda?”
Hasil penelitian sebuah perusahaan riset dan analisis dari Inggris menyatakan bahwa masyarakat Indonesia senang menggunakan Instagram untuk mencari inspirasi, berbagai petualangan, dan mengikuti tren terbaru. Komunitas pertama di Indonesia juga telah menghasilkan hasil bisnis yang signifikan bagi perusahaan kecil maupun besar di Indonesia. Data menunjukkan bahwa 97% pengguna Instagram selalu menuliskan komentar, menandai teman-teman mereka, dan menggunakan mesin pencari untuk mencari informasi lebih lanjut.
Instagram memiliki dua miliar pengguna aktif tiap bulannya, menjadikannya platform media sosial terbanyak berdasarkan jumlah pengguna di dunia. Generasi Z banyak menggunakan Instagram karena platform ini memungkinkan mereka untuk mengekspresikan diri melalui konten visual dan beragam fitur yang menarik. Saat ini, Instagram bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai platform aktualisasi diri yang populer. Seiring dengan populernya Instagram, semakin banyak influencer atau selebriti Instagram yang muncul. Mereka memiliki banyak pengikut dan banyak yang mengidolakan mereka, dengan berbagai bidang seperti kecantikan, makanan, fashion, pendidikan, storytelling, dan lainnya.
Namun, dengan banyaknya influencer, generasi Z memiliki kecenderungan untuk meniru apa yang dilihat atau mengalami FOMO (Fear of Missing Out). Meskipun sebagian besar generasi Z melek informasi, penggunaan terlalu banyak platform media sosial seperti Instagram dapat menyebabkan dampak negatif seperti depresi, kecemasan, dan citra diri yang buruk. Cyberbullying dan konten yang tidak terfilter juga menjadi masalah yang sering terjadi di Instagram.
Di sisi lain, generasi Z memiliki peluang besar untuk mengoptimalkan penggunaan sosial media dalam era disrupsi ini. Dengan kemajuan teknologi, mereka dapat meningkatkan manfaatnya dan menciptakan lebih banyak pekerjaan. Media sosial tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi, tetapi juga dapat digunakan secara profesional, seperti melalui perusahaan rintisan atau startup. Namun, penting bagi generasi Z untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang manfaat dan risiko terkait penggunaan sosial media secara bijak.
Selain itu, Instagram juga memiliki dampak pada interaksi sosial generasi Z. Platform ini telah menjadi sumber utama bagi interaksi sosial mereka di era internet. Meskipun memungkinkan untuk membangun jaringan online yang kuat, Instagram juga membawa tekanan untuk menciptakan gambar yang ideal dan mendapatkan dukungan dari banyak like dan komentar. Masalah privasi dan keamanan internet juga menjadi perhatian utama, sementara kegiatan sosial di dunia nyata cenderung menurun.
Dengan demikian, penting bagi generasi Z untuk memahami potensi dan risiko Instagram serta penggunaan sosial media secara umum, agar dapat menggunakannya dengan bertanggung jawab demi pertumbuhan pribadi yang positif dan kesejahteraan mental yang baik.
(Sumber : Puspita)
COMMENTS