Sidoarjo,Radar Kriminal Jembatan apung dari kayu sepanjang 170 meter di Krembung, Sidoarjo, menjadi lokasi hiburan baru yang sedang hits pa...
Sidoarjo,Radar Kriminal
Jembatan apung dari kayu sepanjang 170 meter di Krembung, Sidoarjo, menjadi lokasi hiburan baru yang sedang hits pada lebaran tahun ini.
Jembatan baru ini menghubungkan Kabupaten Sidoarjo dan Mojokerto. Yakni Desa Tambak Rejo, Kecamatan Krembung, Sidoarjo dengan Desa Candiharjo, Kecamatan Ngoro, Mojokerto.
Kayu yang dipakai untuk membangun jembatan itu adalah kayu Mahoni. Tidak seperti jembatan pada umumnya yang ditopang dengan tiang, jembatan ini dibuat mengepung dengan bagian bawahnya diberi drum.
Terhitung ada 180 drum yang dipasang di bagian bawah sepanjang jembatan tersebut. "Jembatannya unik, dan yang menarik adalah pemandangannya yang bagus," kata Kartono, warga Krembung saat datang ke sana.
Bersama beberapa rekannya, pemuda ini mengaku pertama tahu keberadaan jembatan ini dari Instagram. Foto jembatan kayu dengan background gunung membuatnya penasaran dan memutuskan datang ke sana.
"Tidak sia-sia jauh-jauh ke sini. Memang benar-benar bagus. Foto jembatan, kemudian background-nya ada gunung Penanggungan. Luar biasa, Waw," sebut pria penggemar fotografi tersebut.
Hal serupa disampaikan Meta, cewek 17 tahun yang juga sedang sekedar ambil spot selfi di sana. Dia mengaku penasaran setelah melihat gambar jembatan ini dari Facebook dan Instagram.
"Suasananya juga sejuk dan nyaman. Cocok untuk jalan-jalan bersama teman dan keluarga," sambung perempuan berjilbab tersebut di sela kesibukannya berswafoto bareng teman-temannya.
Jembatan ini dibangun oleh pihak swasta dengan dana sekitar Rp 250 juta. Karenanya, warga yang hendak melintas di sana pun dikenakan tarif. Rp 4.000 sekali melintas.
"Dulu sempat putus jembatan ini, beruntung tidak ada korban jiwa. Makanya kami buat bongkar pasang, agar lebih aman," ucapnya.
Dengan adanya jembatan apung yang dikelola perorangan tersebut, warga sekitar juga mengaku sangat terbantu. Mereka lebih mudah ketika hendak ke Mojokerto maupun sebaliknya.
"Dulu kalau mau nyebrang memakai perahu. Atau kalau lewat darat harus berputar melintasi Jembatan Porong atau jembatan di sisi Barat Krembung, sangat jauh. Tapi sekarang dengan adanya jembatan ini jelas lebih mudah," jawab Satuman, warga setempat. (cdr)
COMMENTS