Labuhanbatu,Radar kriminal. com Usaha lidi Ibu-ibu rumah tangga dan gadis remaja sedang membuat piring dari nyaman lidi kelapa sawit di ruan...
Labuhanbatu,Radar kriminal.com
Usaha lidi Ibu-ibu rumah tangga dan gadis remaja sedang membuat piring dari nyaman lidi kelapa sawit di ruang aula kantor Kepala Desa Sei Tampang, Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhanbatu Sumatera Utara. Rabu (17/06/2021).
(Safril gulo) wartawan di KC.bilah hilir kab. LABUHANBATU melihat Potensi peningkatan ekonomi dari sebuah usaha Home Industri kian menjanjikan kesuksesan. Usaha ini bersumber dari bahan yang dianggap tidak bernilai. Kemudian diubah menjadi pundi-pundi rupiah.
Melirik keberhasilan pelaku Home Industri, Desa Sei Tampang, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu di bawah kepemimpinan Mhd Asmui mampun berinovasi dengan menciptakan usaha lidi kelapa sawit.
“Kita coba menciptakan kreaksi dari kerajinan tangan dari bahan baku yang mudah didapat. Dari lidi sawit dan lidi kelapa Jawa kita coba ubah menjadi rupiah. Akhirnya bisa menjadi pendapatan utama para pelaku usaha nantinya,” kata Kepala Desa Sei Tampang Mhd Asmui kepada awak wartawan radar kriminal com. ini di ruang kerjanya,rabu (17/06/2021).
Menurut Asmui, sebanyak 30 orang warganya dari kalangan ibu rumah tangga dan remaja wanita yang hanya tamat SMA sedang dalam pelatihan pembuatan piring dari nyaman lidi kelapa sawit.
“Para peserta ibu rumah tangga yang tidak punya pekerjaan dan wanita remaja tamat SMA tetapi tidak berkuliah. Harapan kita usaha itu nantinya dapat menciptakan lapangan kerja,” ujar Asmui.
Pemasaran
Untuk pemasaran, lanjutnya lagi, piring dari anyaman lidi itu akan dijual ke Bumdes. Selanjutnya Bumdes akan bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UMKM untuk melakukan pemasaran.
“Saya optimis usaha mikro ini akan berhasil jika ditopang oleh Pemerintah Kabupaten dalam melakukan pengembangan pemasaran. Khususnya dinas perindustrian,”cetusnya.
Kendati ada bumdes selaku penampung usaha home industri itu, tambahnya, Asmui juga mengatakan tidak ada larangan bagi para pelaku usaha nantinya mengembangkan usahanya menjual langsung kepada distributor atau kepada konsumen secara langsung.
“Kita hanya berharap usaha ini berkembang. Alhamdulillah masih dalam tahap ini sudah ada yang mengorder ratusan piring nyaman lidi tersebut,”sebutnya.
Selain pembuatan piring dari nyaman lidi, sambungnya, kelompok PKK dan ibu rumah tangga di Desa Sei Tampang sudah banyak yang mampu membuat tas dan sendal dari eceng gondok.
“Mereka juga bisa membuat balutan keranjang gelas dari bahan akrilik. Insyaallah usaha home industri ini akan meningkat. Kita lakukan sesuai tahapan. Tetapi yang mudah pemasarannya ya piring anyaman dari lidi ini. Makanya ini dulu yang kita kembangkan,”ungkapnya.
Dinas Perindustrian Jangan Tidur
Terpisah,Safril gulo selaku pemerhati masyarakat pantai juga aktif sebagai Jurnalis, diminta tanggapan nya mengatakan Dinas Perindustrian Kabupaten Labuhanbatu harus tanggapin dan jemput bola bila ada desa yang meningkatkan perekonomian di dibidang home industri.
“Kadis dan staffnya harus responsif jangan banyak tidur. Home industry akan semakin cepat berkembang jika didukung oleh pemerintah daerah. Pemerintah daerah dapat membantu pemasarannya, bagaimana dari usaha mikro menjadi usaha mikro,”cetus Safril gulo
Disebutkannya lagi, di Kecamatan wilayah pantai ada 39 desa beserta kelurahan dari 4 kecamatan.Tetapi dari semua itu, hanya Desa Sei Tampang yang selalu berinovasi menciptakan home industri meskipun selama ini belum berhasil menghasilkan pundi – pundi rupiah
Safril gulo mengaku cukup salut dengan kegigihan kepala desa Sei Tampang. Meski usaha itu selama ini terkendala di pemasaran, tetapi ia tidak menyerah. Ia ciptakan lagi inovasi baru bagaimana menciptakan sebuah usaha peningkatan ekonomi untuk warganya.
“Mirisnya usaha itu selama ini tidak direspon Pemkab Labuhanbatu. Seharusnya dibantu modal, dilatih terus dan dibantu pemasarannya. Sehingga usaha itu nantinya bisa menjadi tambahan PAD Kabupaten,”imbuh nya.
Di kesempatan itu Safril gulo juga berharap Kepala Desa yang lain juga mampu melakukan hal yang serupa dibidang home industri lainnya.
“Jangan hanya kesana kemari menghabiskan anggaran tetapi karya nyata di desa tidak ada. Pembangunan fisik tak pernah bertahan lama, bumdes pun bermasalah. Kalau gak bermanfaat jadi kades jangan mencalonkan diri lagilah kalau sudah habis masa baktinya,” tukasnya.
Penulis (Safril gulo)
COMMENTS