Pontianak,Radar Kriminal Beberapa bulan yang lalu petani/pekebun Sawit sempat menikmati harga TBS yg melambung tinggi bahkan sempat tembus R...
Pontianak,Radar Kriminal
Beberapa bulan yang lalu petani/pekebun Sawit sempat menikmati harga TBS yg melambung tinggi bahkan sempat tembus Rp 4.000/kg akibat tingginya permintaan dunia, tapi rasa suka cita itu ternyata cuma sebentar. Akibat semakin tingginya harga minyak goreng membuat pemerintah pusat mengeluarkan larangan ekspor CPO per tgl 28 April 2022 untuk stabilisasi harga minyak, sehingga otomatis berdampak turunnya harga TBS. Hal ini membuat petani/pekebun sawit muram dan berteriak. Akhirnya paska demo perwakilan petani di Jakarta beberapa bulan lalu, Presiden Jokowi resmi mencabut larangan ekspor CPO per tanggal 23 Mei 2022.
Ternyata paska pencabutan larangan ekspor tersebut, harga TBS bukannya kembali merangkak naik tetapi justru bertolak belakang malah makin anjlok dan terjun bebas sehingga di petani/pekebun mandiri cuma menerima harga ratusan perak saja perkilo TBS nya. Sementara itu, harga pupuk tetap tinggi, BBM sulit diperoleh dan harga minyak goreng di masyarakat juga masih mahal. Padahal harga CPO di pasar internasional tetap tinggi dan harga beli TBS di negeri tetangga justru masih tinggi. Ironis dan Kontras memang! Sehingga wajar jika Kontradiksi kondisi ini menjadi pertanyaan dan kecurigaan para petani/pekebun se-Indonesia Raya. Ada apa gerangan yang terjadi dan siapa yang bermain serta meraup untung ditengah PENDERITAAN petani/pekebun? Lantas dimana peran dan keberpihakan pemerintah kepada 20 persen rakyat Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari komoditi kelapa sawit ini?? Belum lagi persoalan di dunia persawitan masih sangat banyak PR yang belum tuntas seperti masih banyak perusahaan sawit nakal yang membeli harga dibawah standar, hak plasma yang belum dipenuhi, tumpang tindih lahan, penyerobotan tanah adat, dan lain-lain.
Atas dasar hal di atas, maka kami *Front Perjuangan Masyarakat Sawit (FPMS)* Wilayah Kalimantan Barat bersama berbagai komponen masyarakat dan petani/pekebun memutuskan menggelar AKSI DAMAI di Pontianak pada hari Jumat, 15 Juli 2022 untuk Meminta dan Mendesak Pemerintah Propinsi dan DPRD Kalbar SEGERA mengatasi persoalan ini dan memperjuangkan nasib masyarakat Kalbar yang menggantungkan hidupnya dari kelapa sawit. Kami mengajak kepada para petani/pekebun untuk turun bergabung dalam gerakan Aksi Damai ini dengan tetap menjaga protokol kesehatan Covid19. Jika tidak bisa hadir, maka ayo dukung rekan kita yang bisa turun Aksi dengan gotong royong support transportasi atau konsumsi karena perjuangan ini adalah kepentingan bersama. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan memperjuangkan nasib petani/pekebun sawit.
Sawit Berdaya Rakyat Sejahtera,
Merdeka.
Tertanda,
*Agus Setiadi, SE*
_Ketua FPMS Kalimantan Barat_
KAPERWIL KALBAR : AYI SUHERMAN. S.
COMMENTS