Dongeng Negeri Antah Berantah. 100 hari telah berlalu kisruh bertambah kisruh, segudang polemik tertumpuk tak terurai, Negeri Antah Berantah...
Dongeng Negeri Antah Berantah.
100 hari telah berlalu kisruh bertambah kisruh, segudang polemik tertumpuk tak terurai, Negeri Antah Berantah kian memprihatinkan, Gajah tambi alias Bupati Bodoh alias Bupati Buyan pemimpin Negeri tersebut di nilai bermisi tak Bervisi.
Pasar tradisional tak begairah, kriminalitas dan pencurian kian marak, rakyat kian di cekik dengan kenaikan karcis air, Dewan zakat di buat politis, pejabat pribumi di ancam di geser, pembangunan di tunda.
Akibat perekonomian berjalan di tempat penomena barupun terjadi, muncul para pencari sedekah berbaris setiap hari Jum'at di sepanjang jalan depan istana Gajah tambi, mereka menanti dan berharap ada dermawan yang menghampiri mereka sekedar memberi nasi bungkus kuah santan, sambel ijo, potongan kepala ikan betok, plus lalap timun dan tahok ubi, # sungguh miris ketimpangan di pertontonkan #.
Penomena lainpun juga bermunculan, di tengah himpitan ekonomi rakyat lintah darat kian menari nari, pemilik warung kecil, tempat makan pinggiran terpaksa meminjam kepada lintah darat alias koperasi keliling alias pembunuh berdarah dingin. # Duit Dewan Zakat terkutuk Peruntukannya kian kabur tak jelas, kepada Pamong Coklat Usut tuntas donk #.
Yang paling menyakitkan Gajah tambi mengambil kesempatan memasukan koloninya Prososor lontong tue, Pororo, dan ROSA ( Rombongan Sapi ) di skuat barunya dan di gaji oleh negara # Ampun DJ #
Melihat situasi kian tak terkendali seperti ini, sebagai putra putri terbaik Negeri, yang katanya hadir mewakili rakyat pribumi, seharusnya Dewan Rakyat malu membela dan berpihak kepada gajah tambi, cupu yang melekat di jas mereka akhirnya sekedar lambang memalukankan yang tercatat pernah ikut serta mencekik rakyat pribumi.
Jadila Dewan Rakyat yang kelak namanya tercatat di Yaumil Mizan dengan tinta emas bercahaya.
Labrak, pukul meja, intupsi, bila perlu adu jotos ketika paripurna !! itulah Dewan Rakyat sesungguhnya, rakyat rindu aksimu, rakyat rindu keberanianmu, tidak hanya di Negeri Antah Berantah tetapi namamu akan di kenang seantero jagad bumi jika anda berani melempar kursi ke muka Gajah tambi.
Hancurkan dominasi kompeni kampret, pendatang penjajah adalah najis seperti lendir anjing di Negeri Jabut.
Lihatlah mereka pendatang jika sudah banyak berkoloni di Negeri ini, dada mereka tegak seperti Rambo yang seolah tak pernah mati.
" Kepada Ormas Ormas asli Pribumi, pendekar pendekar pembela kebenaran, atau pendatang tapi tau diri, bersatulah, lakukan perlawanan sebab mereka adalah penjajah, sebab mengusir penjajah di sebut jihad dalam agama " pinta Pak Raden.
Negeri ini tak perlu komentator seperti Labi Bontet cacingan, kompor kompor lalu bersembunyi, sudahlah pendatang juga tak tau diri, labi seperti itu layak di cincang ramai ramai dan dagingnya yang penuh kremi di lembar ke kandang Buaya, tinggalkan saja tititnya gantung di kebun binatang sebagai makanan semut kerenggo merah dan ganas.
Mutasi terjadi, gerakan pribumi bergerak.
Salam Dewan rakyat.
Sonny Novandi
COMMENTS