Simalungun, RK - Tujuan dilakukannya Replanting atau Tanam Ulang (TU) Kelapa Sawit diantaranya yakni untuk meningkatkan Produktifitas tanama...
Simalungun, RK - Tujuan dilakukannya Replanting atau Tanam Ulang (TU) Kelapa Sawit diantaranya yakni untuk meningkatkan Produktifitas tanaman yang telah menurun dengan cara meremajakan tanamannya.
Dalam upaya meningkatkan produksi yang berkesinambungan perusahaan yang bernaung dibawah Bendera Kementerian BUMN RI ini, secara terus menerus melakukan peremajaan atau TU sawit disetiap tahunnya, terutama diareal yang tanamannya tidak lagi dapat menghasilkan sesuai target yang diharapkan.
Di tahun 2022 ini di beberapa Unit telah dilakukan tanam ulang sawit diantaranya adalah PTPN IV unit Afdeling 7 Unit Bah Jambi, Kecamatan Jawamaraja Bah Jambi, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Amatan media ini dilokasi tanam ulang seluas ratusan Hektar itu, Kamis (15/09) terlihat tahapan pengerjaan replanting awal sudah selesai dilakukan. Mulai Luku I dan II, penumbangan serta Chipping pohon sawit dan tanam Mucuna sudah selesai dilaksanakan.
Mirisnya, pada pelaksanaan pengerjaan akhir tanam ulang yakni penanaman bibit kelapa sawit, vendor pelaksana yang berasal dari Kota Kisaran dan yang sebut - sebut adalah "Ahua" terkesan tidak profesional. Ratusan bibit sawit yang sudah ditanam didalam lubang - lubang sesuai jarak tanam yang telah ditentukan oleh PTPN4 terlihat mengalami stres, mengering dan mati.
Bibit-bibit sawit yang sebelumnya tampak menghijau dan segar saat diangkut menggunakan truk kelapangan, beberapa hari setelah ditanam dilokasi bibit sawit malah tampak menguning daunnya, bahkan beberapa diantaranya kering dan mati.
Melihat kondisi tanaman sawit diareal TU afdeling 7 unit Bah Jambi saat ini, diduga vendor Ahua dan Management unit Bah Jambi telah mengabaikan standart tanam ulang sawit di areal itu.
"Menurunkan bibit sawit dari atas truk main lempar dan jatuhkan aja, begitu sampai dilobang tanam Polibegnya sudah pecah - pecah, makanya banyak yang layu sawitnya sekarang," sebut warga peternak lembu dilokasi itu.
"Bahkan beberapa diantaranya bibit sawit sengaja dibanting supaya pecah polibeg dan tanahnya, biar gak berat kalau melangsirnya," kata warga lagi.
Ketika penyebab kering dan matinya bibit - bibit sawit diareal TU afdeling 7 itu dikonfirmasikan via layanan WhatsApp kepada Asisten Kepala (Askep) rayon B Ferdianta Parangin Angin, meski pesan terlihat telah dibaca namun dirinya terkesan enggan untuk menjawab pesan yang disampaikan media ini.
Hingga diterbitkannya rilis berita ini, Manejer PTPN IV unit Bah Jambi dan vendor Ahua belum memberikan klarifikasi terkait kering dan matinya ratusan bibit sawit di areal tanam ulang sawit afdeling 7 unit Bah Jambi. (Andi)
COMMENTS