Maluku Utara, RK Pencemaran lingkungan pada aliran sungai sagea disekitar areal pertambangan Nikel atau tepatnya dalam kawasan pengelolaan p...
Maluku Utara, RK
Pencemaran lingkungan pada aliran sungai sagea disekitar areal pertambangan Nikel atau tepatnya dalam kawasan pengelolaan pertambangan PT. IWIP mendapat sorotan dari berbagai kalangan di Maluku Utara.
Kali ini sorotan tajam datang dari Akademisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Iwan Hi. Kader yang juga peneliti yang konsen pada ikan-ikan perairan sungai, danau dan ikan endemik (Ikan air tawar). “Permasalahan di sungai Sagea jangan hanya dilihat dari satu sisi tetapi, perlu dilihat dari segala aspek secara fungsional dan mendalam” Ujar Akademisis yang juga Direktur Lembaga Pengelolaan Danau, Air Sungai dan Ikan Endemik (L-DAS) Malut ini.
Perlu adanya kajian mendalam untuk melihat ekosistem sungai dan sekitarnya, apakah aspek ekologi lingkungan lain juga berpengaruh atau tidak. Kajian tersebut harus berdasarkan dokumen amdal atau UKL/UPL yang pernah dibuat oleh PT. Weda Bay Nickel pada saat awal eksplorasi. Kenapa demikian, dengan tercemarnya air sungai di bantaran sepanjang sungai Sagea sampai ke muara yang terbuang ke lautan, secara ekologi sudah dipastikan flora fauna yang ada disekitarnya akan terganggu terutama habitatnya hidupnya.
“Yang menjadi pertanyaan disini adalah, apakah ada data dari IWIP melalui bagian Enviro terkait kajian atau memonitoring secara periodic atau tidak terhadap sumberdaya air mengalir serta ekosistem di sekitar wilayah tambang tempat beroperasinya perusahaan yang sudah merambah sampai ke hilir dan hulu sungai sekitar, yang masuk dalam kawasan eksplorasi tambang nikel tersebut ? Perlu diingat bahwa ada beberapa sungai air mengalir seperti Sungai Sagea, Sungai Ake Sawai, Sungai DAS Kobe, Muara Sungai Waibulen dan aliran air pada percabangan anak sungai yang lain, merupakan tempat hidup beberapa jenis ikan endemic (ikan asli) pulau Halmahera yang menjadi kebanggaan para peneliti dibidang ekologi perairan, karena ada salah satu jenis ikan asli yang pertama kali ditemukan oleh peneliti sudah mulai berkurang dan akan hilang bila tidak dilakukan domestikasi dan tidak dijaga ekosistemnya diwilayah ini. Spesies tersebut yaitu ikan Stiphodon annieae yang merupakan spesies Ikan Asli (New species) dan terdaftar di Muséum national d’Histoire naturelle, Paris France.
Spesies ini pertama kali di temukan oleh ahli peneliti ikan air tawar Phillip Keith dan Hadiaty dai (LIPI) yang melakukan penelitian pada tahun 2010 di aliran Sungai Wosea desa Sawai, Weda Tengah, yang sekarang ini juga telah mengalami degradasi habitat karena aktifitas pertambangan nikel di Lelilef tersebut.
Selain itu hasil penelitian yang baru saja kami lakukan (Tim L-DAS) pada bulan mei 2023 di bagian aliran sungai DAS Kobe yang bermuara di muara Sungai Waibulen, berdasarkan identifikasi secara Genetik ditemukan ada 2 jenis ikan (new record) yang habitat hidupnya ada di pulau Halmahera dan berada di ekosisitem air mengalir Sungai Kobe Weda Utara Halmahera Tengah.
Saya mengajak para pihak agar mari duduk bersama untuk mengkaji secara bersama-sama, melihat kondisi ekosistem lingkungan di daerah aliran sungai yang ada terutama beberapa aliran sungai mengalir yang bermuara ke laut dan berdampak terhadap ekosisitem dari ikan-ikan yang hidup di aliran sungai tersebut.
Karena berdasarkan data yang kami miliki (Lembaga L-DAS ) bahwa beberapa sungai di wilayah Halmahera memiliki biodiversitas ikan endemic sebagai ikan asli Halmahera yang belum teridentifikasi dan sangat beragam jenisnya. “Untuk itu perlu kajian mendalam sehingga ekosistem dari jenis-jenis ikan endemic tersebut dapat terjaga dan terus bereproduksi untuk keberlanjutan hidupnya di alam tanpa ada gangguan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab” Tutup Kandidat Doktor yang konsen di bidang Ikan-ikan Endemik Air Tawar ini._Wawan_
COMMENTS