Sorong,RK (14/12/2023) Kerestima Marani sebagai konsumen BAF merasa kecewa lantaran sepeda motor miliknya ditarik oleh kolektor dan dijual ...
Sorong,RK
(14/12/2023) Kerestima Marani sebagai konsumen BAF merasa kecewa lantaran sepeda motor miliknya ditarik oleh kolektor dan dijual tanpa pemberitahuan kepadanya. Awalnya Kerestima menjaminkan BPKB sepeda motor miliknya di BAF Sorong untuk meminjam dana sebesar 9.500.000. Saat cicilan ke 6, Kerestima mengalami kesulitan ekonomi untuk membayar, akhirnya datang kolektor menagih dan menarik kendaraan dari tangannya.
Beberapa bulan kemudian Kerestima sempat menanyakan ke kantor BAF tentang penebusan motornya dan diberi informasi bahwa dia masih harus membayar 5 juta rupiah untuk mengambil motornya.
Setelah berusaha mengumpulkan dana selama beberapa Minggu dengan menjual sayur, akhirnya ia berhasil mengumpulkan dana yang diperlukan. Alhasil Kerestima merasa kecewa ,saat ia datang ke kantor BAF yang terletak di kilo 7 kota Sorong, ternyata pihak BAF mengatakan bahwa motor tersebut sudah dilelang.
Wanita asal Byak ini sangat sedih karena sepeda motor kesayangannya bisa hilang ataupun dijual oleh pihak BAF tanpa ada pemberitahuan kepadanya. Beberapa kali Kerestima pergi ke kantor BAF bersama saudara laki lakinya, namun tidak ada solusi yang diberikan oleh pihak BAF, hanya mengatakan bahwa semua sudah sesuai prosedur .
"Saya kecewa sekali , seharusnya mereka (BAF Sorong) melakukan SOP yang benar, supaya tidak ada rasa kecewa dari konsumen...bagaimana tidak sedih, harga motor saja masih diatas 15 juta, masa bisa hilang hanya karena hutang 9.500.000, itupun sudah dicicil beberapa kali, dimana perasaan pegawai BAF ini" ujar Roby saudara laki lakinya.
Mereka mencoba melaporkan hal ini ke Polres Kota Sorong, namun menurut Arnold Sibarani yang mendampingi Kerestima, laporan terganjal karena penyidik meminta foto BPKB ataupun perjanjian kontrak, sementara yang mereka bawa hanya surat penarikan dan juga STNK motor.
Saat Kerestima mencoba meminta foto BPKB ke pihak BAF, pegawai disana bilang bahwa berkas motor itu sudah tidak ada lagi setelah di lelang.
Roby berharap agar hal seperti ini bisa diselesaikan dengan baik dan tidak terjadi lagi kepada konsumen, khususnya masyarakat Papua yang sudah mau menaati peraturan.
" Jangan sampai hukum dibolak balik, adik perempuan saya menghargai penagih yang menarik kendaraan karena menurutnya itu peraturan yang harus ditaati, tapi pegawai BAF juga seharusnya melakukan peraturan dalam hal pelelangan , jangan seenaknya melakukan penjualan tanpa prosedur yang ada di Republik Indonesia, dia menyerahkan kendaraan baik baik, jadi jangan tipu tipu adik perempuan saya" ujarnya tegas.
Saat di pertanyakan terkait prosedur penarikan, apakah mereka pernah membuat somasi sebelum melakukan penarikan, Rd sebagai penagih dan yang melakukan penarikan mengatakan bahwa memang dia tidak pernah mengirimkan somasi kepada konsumen sebelum penarikan.
(RP)
COMMENTS