Dugaan Kekerasan Pada Delapan Siswa SMPN 1 Cisata Berakhir Damai

Banten, RK Insiden dugaan kekerasan yang di lakukan oleh penjaga sekolah bernama Saleh (SL) kepada 8 (delapan) pelajar di Sekolah Menengah P...

Banten, RK

Insiden dugaan kekerasan yang di lakukan oleh penjaga sekolah bernama Saleh (SL) kepada 8 (delapan) pelajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Cisata 1 disaksikan oleh Kepala Sekolah, Komite Sekolah bersama 8 orang tua murid yang menjadi korban kekerasan, oknum penjaga sekolah akhirnya menempuh jalur musyawarah. 

"Apapun alasannya perbuatan kekerasan terhadap anak di lingkungan mana pun tidak di benarkan namun kami selaku orang yang dituakan sekaligus pimpinan di sekolah, setelah saya tabayun pada kedua belah pihak kami berasumsi kesalah pahaman yang bisa mencoreng nama baik sekolah dan dunia pendidikan, namun setelah di tanya lebih jauh insiden tersebut merupakan luapan emosi sesaat manusiawi tidak ada niatan untuk mencelakakan siswa, namun tetap salah dan Pak Saleh juga sudah menyesali perbuatannya", ucap H.Ade Sunardi, SP.d Kepala sekolah SMPN 1 Cisata, Sabtu (22/2/25). 

Dalam pernyataan yang dituang kan pada surat berita acara yang dimusyawarahkan antara Pak Saleh dan wali murid yang di fasilitasi kami pihak sekolah dan komite sekola, hasil musyawarah di antaranya, kedua belah pihak sepakat tidak akan menempuh jalur hukum. 

"Alhamdulilah hasil musyawarah antara wali murid dan Pak Saleh saat, musyawarah dari kedua belah pihak bersikap dewasa, dan lebih memilih jalur kekeluargaan untuk menyelesaikan masalah, poin penting hasil musyawarah diantaranya kedua belah pihak sepakat untuk tidak melanjutkan persoalan kekeliruan ke jalur hukum dan kedua belah pihak saling memaafkan memilih jalan kekeluargaan untuk menyelesaikan permasalahan dan sudah tertuang dalam 5 poin kesepakatan yang di tulis dalam surat berita acara perjanjian, yang di saksikan oleh kami pihak sekolah serta pengurus komite sekolah, katanya. 

H Ade berpesan semoga kedua belah pihak dapat mengambil hikmah dibalik kejadian tersebut.

"saya selaku kepala sekolah merasa prihatin atas kejadian insiden ini dan kami harus lebih ketat lagi melakukan pembinaan kepada setiap murid dan guru di lingkungan sekolah, agar kejadian serupa tidak terulang kembali, dan kami juga akan melakukan pembinaan dan perhatian khusus kepada para siswa agar bisa lebih dalam sopan santun dan bertatakrama pada orang dewasa, tutup nya. 

(YEN)