Orang Tua Menangis Histeris, 8 Pelajar SMP Negeri Dianiaya Penjaga Sekolah

Banten, RK  Belum diketahui secara pasti apa penyebabnya seorang penjaga sekolah tega menampar 8 (delapan) orang pelajar SMP Negeri di Kecam...

Banten, RK 

Belum diketahui secara pasti apa penyebabnya seorang penjaga sekolah tega menampar 8 (delapan) orang pelajar SMP Negeri di Kecamatan Cisata Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tanpa bertanya lagi kepada siswa yang sedang jajan di warung yang langsung mendapat perlakuan kekerasan. Aksi kekerasan yang dilakukan terhadap siswa disaksikan secara langsung oleh orang tua murid yang sedang berjualan di lokasi kejadian hingga menangis histeris.

"saya sebagai seorang ibu tentu sakit hati pak, melihat anak saya dan teman - temanya yang sedang jajan di warung langsung di gampar oleh penjaga sekolah berinisial SL tanpa saya ketahui apa masalahnya", ucap ibu Sofi pedagang jajanan di lingkungan sekolah sekaligus salah satu orang tua murid, Senin (17/2/25)

Sofi menjelaskan bahwa setelah ditanyakan kepada yang bersangkutan usai peristiwa kekerasan, penjaga sekolah SMPN 1 Cisata mengamuk lantaran dirinya dikunci di ruangan perpustakaan, entah oleh siapa.

"Sebagai orang tua tentu tidak terima lihat anak dan teman teman nya diperlakukan seperti itu (ditampar) hingga saya bertanya apa alasannya, ternyata pak SL sempat terkunci di ruangan perpustakaan, setelah keluar ruangan tiba tiba penjaga sekolah menampar beberapa pelajar tanpa bertanya siapa pelaku yang mengunci pintu perpustakaan", imbuhnya. 

Terpisah, penjaga sekolah berinisial SL saat di konfirmasi mengakui perbuatannya telah melakukan kekerasan kepada siswa dengan alasan kesal karena dirinya di kunci di ruang perpustakaan sekolah. 

"benar pak, saya kesal pada siswa, kekesalan saya pada siswa saat saya sedang membersihkan ruangan perpustakaan sekolah, pintu terkunci dan ketika saya terkunci di ruangan perpustakaan anak anak langsung berlarian. karena saya kesal dan gelap mata saya lupa langsung menampar banyak siswa", terang SL saat dikonfirmasi di ruangan TU SMP Negeri 1 Cisata.

SL beralasan bahwa perbuatan yang dilakukannya semata mata untuk memberi pelajaran kepada siswa agar tidak mengulangi lagi.

"saya gelap mata tadinya saya hanya ingin memberi pelajaran kepada anak", tutupnya. 

(YEN)