Pejabat Publik Kota Tasikmalaya Pamer Arogansi, Warga Panglayungan Dibentak Saat Audiensi ?

Kota Tasikmalaya, Radar Kriminal Audiensi warga Panglayungan di Gedung DPRD Kota Tasikmalaya berubah panas. Alih-alih menjadi ruang penyampa...

Kota Tasikmalaya, Radar Kriminal

Audiensi warga Panglayungan di Gedung DPRD Kota Tasikmalaya berubah panas. Alih-alih menjadi ruang penyampaian aspirasi soal keluhan bantuan sosial (bansos), justru diwarnai sikap arogan seorang pejabat publik yang terpancing emosi di hadapan masyarakat.

Peristiwa ini langsung menuai kecaman keras dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Merah Putih Tasikmalaya.

Berdasarkan konfirmasi kepada RadarKriminal menyampaikan,“Ini jelas mencoreng wajah pejabat publik! Bukannya mendengar aspirasi rakyat, malah menunjukkan arogansi. Kalau tidak bisa menahan diri, lebih baik mundur saja dari jabatan. Jabatan itu amanah, bukan tempat melampiaskan emosi,” tegas Endra Rusnendar, S.H., Pembina LBH Merah Putih Tasikmalaya, kepada media.

Menurut LBH Merah Putih, apa yang terjadi bukan sekadar persoalan emosional, melainkan indikasi rendahnya profesionalitas pejabat publik dalam menghormati hak rakyat. Audiensi adalah ruang demokrasi yang dijamin undang-undang, bukan ajang pamer kekuasaan.

“Yang berbicara itu jabatan, bukan pribadi. Kalau pejabat tidak bisa membedakan, berarti ia tidak pantas duduk di kursi kekuasaan. Jangan khianati amanah rakyat dengan sikap arogan!” tambah Endra dengan nada keras.

LBH Merah Putih juga menegaskan, sikap arogan pejabat publik di Kota Tasikmalaya sangat bertolak belakang dengan teladan yang pernah ditunjukkan oleh Kang Dedi Mulyadi (KDM) semasa menjabat Gubernur Jawa Barat.

“KDM itu tegas, lugas, dan selalu tepat sasaran dalam bertindak, tapi tetap mengedepankan etika serta humanisme. Sangat jauh berbeda dengan gaya arogan yang dipertontonkan oleh Kepala Dinas Sosial Kota Tasikmalaya ini,” sindir Endra.

LBH Merah Putih mendesak agar Pemerintah Kota Tasikmalaya mengevaluasi pejabat-pejabat yang kerap bersikap kasar dan tidak beretika saat berhadapan dengan masyarakat. Warga berhak didengar dengan penuh hormat, bukan diperlakukan seperti bawahan.

“Rakyat datang dengan aspirasi, bukan untuk dimarahi!” pungkasnya. 

- Endra R